Dinas Kesehatan Sumatera Selatan mencatat jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat terpapar virus yang menyerang ke saluran pernapasan di wilayah Sumsel pada Oktober 2019 mencapai 7.000 orang. Apalagi, baru-baru ini kabut asap pekat kembali menyelimuti Kota Palembang.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel, Ferry Yanuar mengatakan, penyakit ISPA didominasi usia di atas lima tahun. Meskipun begitu, dia mengaku tidak begitu mengingat jumlah persisnya.
“Kalau untuk bulan ini (Oktober 2019) kami mencatat sekitar tujuh ribu orang untuk minggu pertama,” ujar dia di Palembang, Selasa (15/10).
Menurut dia, ISPA sendiri merupakan 10 penyakit paling banyak penderitanya. Namun, kata dia, bukan terkategori dalam kasus luar biasa. Dia menilai, untuk jumlahnya sendiri setiap bulan fluktuatif dan rata-rata mencapai 50 ribu penderita.
Berdasarkan data, lanjut dia, untuk penderita terbanyak pada tahun 2019 terjadi pada April yakni mencapai 55 ribu penderita. Sementara pada September mengalami penurunan yakni hanya 45 ribu penderita.
Ia menjelaskan, untuk data per tahun, penderita ISPA paling banyak terjadi pada 2017 yakni mencapai 47 ribu. Dia meyebut, untuk daerah yang paling banyak terjangkit ISPA yakni Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Ilir (OI), Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), dan Kanupaten Banyuasin.
Pihaknya pun kini terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar dapat mencegah terjangkitnya ISPA. Cara untuk mencegah ISPA, menurutnya, dengan memperbanyak minum air putih, hindari keluar ruang. Jika memang keperluan mendadak sebaiknya menggunakan masker.
“Jika memang memiliki gejala ISPA seperti batuk, pilek bahkan sesak nafas segera ke pelayanan kesehatan terdekat,” pungkasnya.