Oke, dulu sebelum membuka barber ini saya itu menjual sepatu lewat online dan ketika sudah cukup ramai dan punya modal lebih saya membuka toko sendiri dan ikut pameran-pameran sepatu lainnya di kota Bandung, tetapi seiring sejalan waktu toko sepatu yang saya buka gulung tikar karena belum bisa mengatur keuangan.
Lalu bagaimana upaya anda, ketika toko sepatu anda tutup, bagaimana perasaan anda waktu itu?
yahh, perasaan saya sangat terpuruk ketika itu dan terus mencari usaha-usaha lain. Dan ketika itu saya menghubungi kakak saya yang ada di Palembang untuk berdiskusi untuk membuka usaha lainnya.
Akhirnya anda memilih sebagai barber, dan kenapa membuka usaha barbershop ini?
Kan kakak sudah lama tinggal di Palembang dan melihat ada peluang usaha barber, tetapi saya awalnya mendengar barber itu seperti salon dan menurut saya cukup menjijikan. Namun aku nya mencari-cari tahu sejarah barber dan mulai tertarik akhirnya ikut akademi barber di Bandung selama satu bulan.
Terus ketika anda belajar selama satu bulan itu, bagaimana perasaan anda?
Awalnya kaget, karena kan memang tidak ada basic potong rambut dan sempat ingin nyerah aja. Tetapi karena tekad yang bulat saya jadikan penyemangat lebih walau ada saja hambatan.
Apa yang orang tua anda lakukan ketika anda memilih menjadi barber?
Syukurnya, orang tua saya mendukung dan tidak terlalu memusingkan keinginan anaknya terlebih lagi kalau itu pilihan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu, ketika anda sudah mengikuti pelatihan itu, apakah langsung membuka barber di Palembang?
Di tahun 2014 saya pindah ke Palembang dan membuka barber ini, tapi pas baru buka itu gak gampang daya dan para barber yang ada masih cari orang untuk dijadiin bahan percobaan untuk rambutnya di potong.
Terus proses seperti apa yang anda lewati dari tahun 2014 itu sampai saat ini?
Yahh, dulu saya ditinggal oleh barber lain dan saya mau tidak mau harus mencukur rambut customer secara langsung dan rasanya itu sangat grogi, hingga ada saja pelanggan yang protes dan kaget juga ternyata di Palembang protesnya bener-bener pedes.
Bagaimana anda menanggapi protes para pelanggan, lalu berapa pelanggan pertama kali yang datang dalam satu bulan ketika baru buka?
Saya jadikan kritik mereka itu sebagai cambuk untuk saya lebih baik dan akan saya buktikan bahwa kedepannya pasti sangat baik, ohh iya kalau diingat-ingat sih sekitar belasan deh, tetapi pernah dalam satu hari pelanggan yang datang itu cuma satu.
Seperti apa usaha yang anda lakukan ketika barber anda belum terkenal, dan bagaimana anda bisa sampai ke belanda mengikuti kursus barber disana?
Yang saya lakukan ada memposting hasil potongan rambut barber ini di media sosial dan juga ada pelanggan yang merekomendasikan untuk potong rambut disini, kalau untuk itu awalnya saya cuma hanya mau jalan-jalan saja ke Belanda tetapi tidak sengaja melihat barbershop yang menjadi inspirasi saya untuk buka barber lalu saya ikut kursus singkat dan banyak kenal barber-barber dunia.
Saat ini barber anda sudah ramai, boleh dong tanya omset dari awal buka sampai saat ini. Dan apakah anda sering memberikan workshop kepada barber yang ada?
hahahaha, awal mula sih masih jauh banget untuk balik modal saya lupa dulu berapa dapetnya karena memang benar-benar berjuang untuk barber ini, tapi saat ini alhamdulillah lebih dari cukup. Oh iya alhamdulillah lagi karena saya sering posting hasil potongan rambut di media sosial banyak barber lain untuk minta saya workshop tentang barber, untuk kota sih sudah banyak di Indonesia mulai dari Sumatera hingga Kalimantan dan juga beberapa kali memberikan workshop ke Luar Negeri.