Masyarakat Sehat Sriwijaya (MSS), sebagai mitra strategis Bakrie Center Foundation (BCF) dalam program Campus Leaders Program (CLP) Batch 10, turut berpartisipasi dalam Konferensi Nasional BCF 2025. Mengangkat tema “Pelibatan Aktif Pemuda dalam Percepatan Pencapaian SDGs Indonesia,” MSS mempresentasikan prototipe program yang mengintegrasikan pemberdayaan ekonomi dengan upaya eliminasi penyakit menular, khususnya tuberkulosis (TBC), di kawasan urban padat penduduk di Palembang, Sumatera Selatan.
BCF, yang berkomitmen pada pengembangan kepemimpinan pemuda, menghadirkan CLP sebagai wadah kolaborasi antara peserta dengan lembaga mitra di berbagai daerah. Konferensi ini mempertemukan peserta CLP—disebut sebagai SDGs Hero—dengan pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk mempresentasikan ide serta prototipe program yang dirancang selama masa pelatihan.
Dalam konferensi ini, MSS menekankan pentingnya mengintegrasikan pemulihan ekonomi keluarga pasien TBC untuk mempercepat eliminasi penyakit tersebut, yang ditargetkan selesai pada 2030. Program yang diusung MSS di Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati, berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan berbasis potensi lokal.
MSS menciptakan sistem aquaponik terpadu yang menggabungkan budidaya ikan dan sayuran untuk meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga pasien TBC. Sistem ini dirancang agar tidak memerlukan lahan luas dan dapat menghasilkan panen dalam waktu singkat: 2-3 bulan untuk ikan lele dan 30-40 hari untuk tanaman seperti pokcoy. Program ini juga melibatkan pelatihan kewirausahaan serta penguatan jaringan pemasaran komunitas.
“Selama ini, pendekatan pengendalian TBC terlalu fokus pada aspek medis. Padahal, tekanan ekonomi yang dialami pasien dan keluarganya juga sangat berat. Kami ingin menunjukkan bahwa penyembuhan dapat berjalan seiring dengan pemulihan ekonomi,” ujar Lufita Harianto, perwakilan MSS.
Acara ini didukung oleh PT Pupuk Indonesia dan PT Kaltim Prima Coal, serta dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Dasa Wibawa Nugraha, dan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi. Para pembicara menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Selain presentasi prototipe, konferensi ini juga mencakup diskusi panel, dialog tematik, serta peluncuran dokumen rekomendasi kebijakan berbasis aspirasi pemuda.
Dengan pengalaman mendampingi lebih dari 700 pasien TBC di Sumatera Selatan, MSS mengusung prinsip pemulihan yang holistik. Program ini tidak hanya membantu pemenuhan kebutuhan gizi keluarga pasien, tetapi juga menciptakan sumber penghasilan berkelanjutan.
Melalui keterlibatan dalam Konferensi Nasional CLP 2025, MSS memperkuat komitmennya untuk mendorong kebijakan yang inklusif dan berbasis komunitas. Dengan semangat kolaborasi, MSS berharap dapat memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan bagi masyarakat rentan.