Menu

Mode Gelap

News

Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Ditpolairud Polda Sumsel Siap Produksi Massal Pupuk Organik Eceng Gondok

badge-check


Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Ditpolairud Polda Sumsel Siap Produksi Massal Pupuk Organik Eceng Gondok Perbesar

Palembang — Direktorat Polisi Perairan (Ditpolairud) Polda Sumatera Selatan berhasil mengembangkan pupuk organik berbahan dasar eceng gondok yang selama ini menjadi persoalan serius di Sungai Musi. Inovasi tersebut telah melalui uji coba lapangan dan menunjukkan hasil signifikan, sehingga siap diproduksi secara massal.

Eceng gondok yang tumbuh pesat di sepanjang aliran Sungai Musi kerap mengganggu aktivitas nelayan, membahayakan pelayaran kapal kecil, merusak ekosistem perairan, serta mengotori lingkungan. Kondisi itu mendorong Ditpolairud Polda Sumsel untuk mengubah persoalan lingkungan menjadi peluang bernilai ekonomi dan pertanian.

Direktur Polairud Polda Sumsel Kombes Pol Sonny Mahar Budi Aditiyawan mengatakan, inovasi pupuk organik eceng gondok berawal dari keprihatinan terhadap laju pertumbuhan tanaman air tersebut yang sangat cepat dan sulit dikendalikan.

“Pertumbuhan eceng gondok di Sungai Musi sangat masif. Hari ini dibersihkan, keesokan harinya sudah tumbuh kembali. Padahal sepanjang perairan Sungai Musi mencapai sekitar 9.000 kilometer. Ini jelas mengganggu aktivitas masyarakat, nelayan, dan merusak ekosistem ikan,” ujar Sonny kepada wartawan, Jumat (12/12/2025).

Berangkat dari kondisi tersebut, Ditpolairud Polda Sumsel melakukan penelitian dengan terlebih dahulu menguji kandungan eceng gondok di laboratorium. Hasilnya, tanaman tersebut terbukti mengandung unsur hara penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta unsur mikro seperti zinc dan silika yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman pangan.

Dalam pengembangannya, Ditpolairud Polda Sumsel menggandeng Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sriwijaya (Unsri). Kolaborasi ini memastikan proses pembuatan pupuk organik dilakukan secara ilmiah dan sesuai standar.

“Empat bulan lalu kami melaporkan inovasi ini kepada pimpinan dan mulai melakukan produksi serta uji coba pupuk organik berbahan eceng gondok,” jelas Sonny.

Uji coba dilakukan pada lahan pertanian di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, seluas 4,5 hektare yang terdiri dari empat hektare tanaman jagung dan setengah hektare tanaman sayuran serta buah-buahan. Tanaman yang diuji antara lain jagung hibrida, cabai, bayam, kangkung, kacang panjang, kacang tanah, melon, dan semangka.

Hasilnya dinilai sangat memuaskan. Produksi tanaman yang menggunakan pupuk organik eceng gondok tidak kalah, bahkan menunjukkan keunggulan dibandingkan pupuk kimia.

“Khusus jagung hibrida, biasanya satu tanaman hanya menghasilkan dua tongkol. Namun dengan pupuk organik eceng gondok, kami temukan ada yang tumbuh hingga tiga, empat, bahkan enam sampai tujuh tongkol pada usia 63 hari,” ungkapnya.

Ditpolairud Polda Sumsel menargetkan panen raya pada akhir Desember 2025 atau awal Januari 2026. Seluruh tanaman dalam uji coba tersebut menggunakan pupuk organik hasil produksi sendiri.

Saat ini, Ditpolairud Polda Sumsel telah memproduksi sekitar 30 ton pupuk organik eceng gondok. Sebanyak 13 ton di antaranya telah dimanfaatkan di lahan pertanian di wilayah Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI). Produksi dilakukan di pabrik yang berlokasi di Markas Komando Ditpolairud Polda Sumsel.

Kendati demikian, proses produksi masih menghadapi kendala, terutama pada tahap pengeringan bahan baku yang masih mengandalkan sinar matahari. Kondisi musim hujan menyebabkan waktu pengeringan yang semula enam hari bisa molor hingga dua sampai tiga pekan.

“Dalam waktu dekat kami akan mendapat bantuan mesin pengering portabel dari salah satu perusahaan. Selain itu, kami juga sedang mengembangkan mesin pengering sendiri untuk mendukung produksi,” jelas Sonny.

Nama pupuk organik tersebut juga telah dipatenkan di Kementerian Hukum dan HAM dengan merek Pupuk Organik Presisi. Ke depan, setelah formula komposisi dinyatakan final dan direkomendasikan oleh pihak akademisi, pupuk ini akan diproduksi secara besar-besaran dan disalurkan kepada petani dengan harga terjangkau.

“Inovasi ini kami dedikasikan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional Presiden Prabowo. Kami juga ingin mengubah pola pikir petani agar lebih terbiasa menggunakan pupuk organik yang mampu memperbaiki struktur tanah dan menghasilkan pangan yang sehat,” pungkasnya. 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Suara Haru dari Posko Pengungsian, Prabowo Dengar Aspirasi Warga

13 Desember 2025 - 13:39 WIB

Herman Deru Tinjau Ruas Jalan Jejawi–Pangkalan Panjang, Dorong Penguatan Kolaborasi Pembangunan Infrastruktur

13 Desember 2025 - 12:42 WIB

Merasa Dirugikan Usai Video Viral, Novia Novitri Jalani Pemeriksaan di Polda Sumsel

13 Desember 2025 - 09:50 WIB

Prabowo Kunjungi Warga Terdampak di Aceh Tamiang

12 Desember 2025 - 22:21 WIB

Spesialis Curanmor Ditangkap Reskrim Polsek Kalidoni, Satu Pelaku Lain Masih Diburu

12 Desember 2025 - 18:44 WIB

Trending di News