Urban ID - Lebih dari 50 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata, membuat Bali menjadi provinsi paling kenyang akan pengalaman. Turis yang datang bahkan hampir dari semua negara di dunia.
Tidak hanya itu, jumlah turis dan penduduk asli di Bali lebih dari dua kali lipat. Hal inilah yang kemudian membuat sejumlah sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) cukup subur.
“Bisa dibayangkan, penduduk di sini dengan jumlah lebih kecil bagimana untuk memberi makan turis yang datang lebih banyak,” kata Causa Iman Karana, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, saat edukasi Wartwan Ekonomi Bisni di Bali, Kamis (20/6).
Hanya saja, Causa menyebut Bali juga berupaya untuk mengembangkan sektor lain, agar tidak berdampak pada hal-hal yang merugikan pada momen tertentu. “Perlu dicatat juga bahwa saat bandara tutup karena erupsi Gunung Agung, pelaku usaha kelimpungan saat terjadi pembatalan pesanan,” katanya.
Hal ini tidak lain karena hampir 90 persen akses masuk turis dari Bandara, maka dari itu perlu adanya pengembangan sektor dan akses lain yang dapat mengatasi hal ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan Yunita Resmi Sari mengatakan di Bank Indonesia ada beberapa cara atau rumus dalam meningkatkan pariwisata, yakni akses, seperti bandara, terminal dan lainnya yang sesuai dan juga nyaman.
Kemudian amenitas sebagai fasilitas di luar akomodasi yang dapat dimanfaatkan wisatawan selama berwisata di suatu destinasi, seperti rumah makan, restoran, toko cenderamata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah, kesehatan, taman, dan lainnya.
Setelah itu, atraksi atau pertunjukan yang dapat mendorong keinginan atau betah berlama-lama di tempat wisata. “Kemudian pelaku pariwisata yang dapat menggerakan sektor pariwisata itu sendiri serta promosi sehingga apa yang sudah dilakukan dapat disebarluaskan,” katanya.
Jadi umumnya pariwisata harus mendorong semua upaya pendukung mulai dari akses, amenitas, atraksi, pelaku dan promosi. Semakin maksimal upaya ini, maka semakin mendorong kemajuan pariwisata.(eno)