Urban ID - class="p1">Pemerintah Sumatra Selatan bersama Pemerintah Kepuluan Bangka Belitung telah menyepakati nama jembatan yang akan menjadi penghubung kedua daerah tersebut, yakni Bahtera Sriwijaya.
Pemberian nama Bahtera Sriwijaya mempunyai singkatan Bangka Sumatra pencetusnya adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan
dan pengambilan Sriwijaya merupakan insiasi dari Gubernur Sumsel Herman Deru.
“Kedua kepala daerah sudah menyepakati nama jembatan Bahtera Sriwijaya, “ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (PUBM-TR) Sumsel, Darma Budhy, Kamis (24/9).
Selain itu, jika jembatan yang akan memiliki panjang 15 Kilometer juga telah memilih lokasi tapak jembatan, yakni di Desa Tanjung Tapa, Kecamatan Tulung Selapan di Kabupaten OKI, Sumsel dan Desa Sebagin di Kabupaten Bangka Selatan.
Menurut Budhy, sebelumnya ada tiga opsi sebagai alternatif lokasi pembangunan jembatan. Namun, akhirnya pilihan jatuh ke alternatif ketiga karena dinilai lebih efisien dari segi jarak tempuh jembatan ke gerbang tol Kayuagung, OKI, yang hanya berjarak 145 km.
“Kemudian lahannya juga gambut kemungkinan pembebasan lahannya lebih murah,”kata Budhy.
Bahkan pembangunan jembatan yang menelan anggaran hingga Rp 15 triliun juga telah diajukan ke pemerintah pusat untuk didorong menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Mudah-mudahan proyek jembatan ini akan terlaksana karena ini dibiayai Kemen PUPR. Kemudian, kalau jadi PSN bisa dipercepat kalau merupakan PSN kita bisa proses AMDAL dan izin lingkungan,”ujar Budhy.
Diakui Budhy saat ini pihaknya tengah dalam persiapan studi kelayakan (feasibility study) di Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Untuk itu dirinya
meminta Pemkab OKI untuk mempercepat proses pembebasan lahan agar proyek jembatan ini segera bisa dilaksanakan.
“Jangan nanti ini sudah jadi, pemerintah pusat oke, ternyata kendalanya lahan. Persoalan lahan ini yang sering berlarut-larut,” tambah dia.