Urban ID - dir="ltr">Siapa orang yang tidak ingin menikah,memiliki keluarga kecil yang bahagia merupakan barapan semua orang. Yuk simak apa saja yang harus d persiapkan ketika kamu akan menikah.
1. Siapkan niat yang lurus dan tulus
Menurut Anda, apa tujuan menikah itu?
Jangan katakan cinta itu buta. Cinta itu tetap harus ada argumennya. Argumen yang tak terbantahkan, itulah yang mampu menjamin kelanggengan. Sedangkan perasaan, kerap berubah-ubah. Sehingga, kalau cinta hanya didasarkan pada perasaan, jangan heran rasa cinta itu pun akan hilang-muncul-hilang-muncul, bahkan bisa jadi bosan.
Jangan menikah hanya karena merasa sudah tua.Jangan menikah karena umur sudah mau 30 tahun.Jangan menikah karena merasa kesepian.Jangan menikah karena kepingin dinafkahi.Jangan menikah karena sudah terlanjur ‘terisi’Jangan menikah karena di-bully orang lain.Jangan menikah karena ditekan orang tua.Jangan menikah hanya karena kepingin mengenakan pakaian pengantin.Jangan menikah hanya karena kita seneng ngelihat anak kecil.Tapi.. menikahlah karena dorongan keimanan. Menikah untuk menyempurnakan ‘separuh agama’. Karena menikah itu merupakan sunnah Rasulullah SAW. Kita berharap pahala dari Allah Swt.
Luruskan niat agar ikhlas dan tulus.
Pastikan dorongan menikah Anda syar’i. Hanya itu, yang bisa menjadi argumen tak terbantahkan, yang kemudian membuat terjaganya cinta Anda dan pasangan Anda kelak.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
“Wahai manusia bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu. Dan Allah menciptakan dari padanya isterinya dan dari keduanya memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang dengan namaNya kalian saling meminta dan jagalah silaturrahmi”.(QS an-Nisâ’ [4] : 1)
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan dari sebagian tanda-tanda kekuasaanNya adalah bahwa Dia menciptakan bagi kalian isteri-isteri dari diri kalian agar kalian merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada hal itu sungguh terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. bagi kaum yang berpikir. (QS ar-Rûm [30] : 21)
النِّكَاحُ سُنَّتِيْ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ
“Pernikahan itu adalah sunnahku (jalanku), dan barangsiapa yang tidak menyukai jalanku maka bukan termasuk golonganku.” (HR Ibnu Majah)
Menikah itu berbeda dengan pacaran.
Pacaran itu hanyalah main-main semata. Tidak terdapat kejelasan visi. Bahkan bisa saja pergi kapan saja secara tiba-tiba. Karena memang tidak ada ‘peresmian’ untuk ‘memulai’, maka tentu bisa saja ‘berakhir’ secara tiba-tiba. Bisa saja kabur di tengah-tengah banyak rintangan dan tantangan.
Meskipun memang dalam pernikahan sesekali ada canda dan tawa, namun tetap serius berjalan menuju visi yang telah ditentukan. Apa yang sudah ditentukan, harus diselesaikan. Apa rintangan yang menghadang, harus siap dihadapi.
Pacaran itu main-main, menikah itu serius. Jadi, Anda mau dimain-mainin atau diseriusin?
Itu semua tergantung niat. Maka, yuk mari luruskan niat. Nikah itu ibadah. Kalau mau ibadah yang bener itu, dipersiapkan dengan serius.
Kajilah Islam, bergaulah dengan teman-teman yang shalih/shalihah, agar insyaAllah kita bisa membiasakan diri kita menjadi lebih Islami dan bisa terbiasa memiliki kelurusan niat.
2. Siapkan pengetahuan dan kemampuan untuk menjalani tugas sebagai suami/istri maupun ayah/ibu
Salah satu yang wajib dan wajar adalah, Anda yang laki-laki harus bisa melakukan apa-apa yang memang biasa dilakukan oleh seorang suami dan ayah. Anda yang perempuan, harus bisa melakukan apa-apa yang memang biasa dilakukan oleh seorang istri dan ibu. Mulai dari hal yang sederhana, hingga yang besar.
Hal yang sederhana seperti halnya memasak, mengantarkan istri belanja, menyapu, memperbaiki keran, dan sebagainya. Jangan salah loh, tak sedikit ada laki-laki dan perempuan yang sudah cukup dewasa, namun belum cakap atau bahkan belum mampu melakukan hal-hal tersebut.
Untuk hal yang besar, seperti misalnya suami harus mampu mengambil keputusan, beserta siap menghadapi berbagai macam konsekuensinya. Untuk istri, misalnya siap mengasuh dan mendidik anak, meski itu membutuhkan proses yang tak ringkas.
Namun, insyaAllah tetaplah menyenangkan apabila memang sudah ada persiapan yang sudah kita bahas di poin sebelumnya, yaitu kelurusan dan ketulusan niat.
Kendalikan ego, buang jauh-jauh gengsi. Prioritaskan setiap perbuatan itu dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan balasan pahala dari Allah, dan dalam rangka menyenangkan keluarga.
3. Siapkan calon pasangan yang memiliki kepribadian Islami
Inilah yang penting. Karena kalau tidak ada pasangannya, yah tidak bisa menikah. Hehehe..
Namun, baiknya bukan sembarang pasangan. Melain pasangan yang memiliki kepribadian yang Islami.
تنكح المرأة لأربع: لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فاظفر بذات الدين تربت يداك
“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض وفساد كبير
“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”(HR. Tirmidzi)
Terus, bagaimana caranya mengetahui kepribadian seseorang itu Islami? Kepribadian itu terdiri pola pikir dan pola sikap. Maka, pola pikir dan pola sikapnya pun harus Islami. Dan perlu diingat kembali, bahwa definisi Islam itu adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan manusia lainnya, dan dengan dirinya sendiri.
Aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya (habluminAllah) seperti aqidah, dan ibadah semisal sholat, puasa, dzikir, do’a, dan lain-lain.Aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya (habluminAnnas) seperti muamalah semisal jual-beli, kontrak-kerja, bertetangga, silaturahmi, persanksian, dan lain-lain.Aturan yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri (habluminannafs) seperti akhlak, makanan, minuman, dan pakaian.
Nah, untuk menilai apakah calon pasangan sejauh mana pola pikir dan pola sikapnya apakah cukup Islami atau masih jauh, adalah dengan memperhatikan hal-hal di atas.
Bila setiap pemikiran dan perbuatannya senantiasa terikat dengan aturan-aturan Islam, cukup berusaha menjauhi maksiat, insyaAllah ia termasuk yang memiliki kepribadian yang Islami.
4. Siapkan dana dan sarana seperlunya
Terkadang kalau orang berbicara soal pernikahan, malah yang lebih utama dibahas adalah hartanya. Padahal, 3 poin di atas itu yang esensinya. Sedangkan harta, terkadang lebih dikarenakan gengsi.
Meski memang, kita tidak menafikan bahwa harta itu penting. Setidaknya, pada konteks pembahasan kemampuan calon suami untuk menafkahi istrinya kelak, dan pada pembahasan mahar sebagai syarat pernikahan.
Sisanya, bisa berupa tambahan kebaikan berupa walimah kepada kerabat, bulan madu bersama pasangan, dan sebagainya. Tentunya secara proporsional. Hanya saja, yah harus proporsional.
Tetap menetapkan urutan dan kadar, sesuai keperluan.
Maka, dari sekarang, persiapkan dana dan sarana Anda.
Bagi laki-laki, persiapkan kemampuan Anda untuk mahar dan nafkah istri kelak. Apakah itu dengan memiliki pekerjaan, bisnis, dan sebagainya.
Juga, bila memungkinkan dan bisa proporsional; untuk walimah, Rumah, kendaraan, dan liburan.
Selain karena faktor agama yang utama, insyaAllah dana dan sarana itu sedikit/banyak dapat membantu Anda lebih melancarkan proses lamaran Anda terhadap istri, apabila Anda misalnya sudah punya Rumah, mobil, dan sebagainya.
Bayangkan, misalnya setelah Anda sudah melamar calon istri Anda, kemudian calon istri Anda tersebut menyapaikan ke orang tuanya tentang diri Anda yang insyaAllah shaleh, kemudian Anda datang berkunjung ke Rumahnya untuk mengunjungi orang tuanya, dengan membawa mobil Toyota Camry. InsyaAllah bisa menjadi sedikit tambahan untuk meyakinkan calon mertua Anda.
Selain itu, Anda bisa menggunakan Toyota Camry tersebut untuk keperluan lainnya, seperti saat pernikahan, atau pasca pernikahan, bulan madu liburan bersama istri ke berbagai destinasi.
Untuk spesifikasi, Toyota Camry ini jangan ditanya. Kemampuannya di jalanan sudah pasti sangat bagus.
Kini mobil sedan ini sudah dilengkapi dengan suspensi yang sangat bagus, sehingga kestabilan mobil dalam berkendara sangat mulus.Suara yang dihasilkan juga tidak begitu keras sehingga tidak mengganggu orang-orang saat Anda berkendara.Kemewahan sedan ini semakin terbaik saja karena terdapat fitur moonroof, dimana pengendara dapat membuka atap dari mobil secara otomatis untuk bisa menikmati pemandangan yang ada di luar. Rasanya berkendara dengan mobil sedan ini tidak akan bosan jika dilengkapi fitur yang canggih tersebut.Selanjutnya untuk kecepatan, jangan ditanya juga sebenarnya. Kecepatan dari Toyota Camry sudah mencapai 220 km/jam.Sedangkan untuk akselari dalam diam bisa mencapai 100 km/jam. Yang tentunya, meski dengan kecepatan yang penuh, Anda dan pasangan akan sedikit merasakan guncangan karena kestabilan dari mobil ini.Ingin merasakan kenyamanan yang lain? Pada jok yang ada di mobil ini, terbuat dari bahan terbaik. Tidak akan merasa pegal dan juga lembab jika berkendara dalam waktu yang lama.Bahkan suhu saja diatur dengan jenis suhu yang berbeda-beda.
Jika Anda memang berminat untuk memiliki mobil ini, segeralah ke jaringan resmi Toyota yaitu Auto2000.
Nah, setidaknya begitulah 4 hal yang baiknya Anda persiapkan untuk menikah.
Kira-kira, sekarang posisi Anda sekarang seperti apa nih? Apakah 4 hal tersebut sudah Anda persiapkan? Atau baru salah satunya saja? Atau sudah 2 hal, tinggal 2 hal lainnya lagi?
Yuk mari kita persiapkan semuanya, mulai dari sekarang.
(sherrly)