Urban ID - v align="left">Dampak bencana non alam Covid-19 kian terasa seperti halnya dikeluhkan para petani kopi di kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, hal ini diakibatkan karena sepinya permintaan sehingga para pengusaha kopi pun sulit untuk memasarkan kopi, akibatnya harga kopi menjadi anjlok.
Sepinya Permintaan di Tengah Covid-19, Harga Kopi Muara Enim Turun Drastis
Hardianto salah seorang petani Kopi di semende mengatakan harga kopi saat ini mengalami penurunan dimana saat ini dihargai Rp15-16 ribu perkilo.
“Itu harga kopi selang memang lebih rendah karena kualitasnya yang tidak sebaik kopi panen musim yang saat ini dihargai Rp 18-19Ribu perkilonya,” ujarnya, Kamis (11/6).
Harga itu jauh menurun jika dibandingkan harga normal dimana biasanya kopi musim dihargai Rp21-23Ribu perkilonya.
“Ini merupakan dampak dari covid 19 dimana permintaan memang menurun drastis,” bebernya.
Mengenai pemasaran, lanjutnya, kopi semende ini dijual ke daerah lampung dan palembang seperti biasa.
“Biasanya memang dijual kesasa, kalau sekarang untuk daerah semende ini baru akan memasuki masa panen,” terangnya.
Kepala Dinas Perkebunan Muara Enim, Mat Kasrun mengatakan saat ini harga setiap komoditi mengalami penurunan begitu pun untuk kopi.
“Harga turun karena permintaan yang memang turun sehingga otomatis stok kopi melimpah,” terangnya.
Permintaan turun karena pengusaha kopi seperti cafe-cafe berhenti beroperasi dan tutup sehingga kopi yang ada pun tidak bisa dijual.
“Oleh karena itu permintaan menjadi menurun, tapi kopi tetap ada yang membeli hanya saja harga jualnya yang tidak bisa dijamin stabil,” tuturnya.