Urban ID - Pembalakan liar dan alih fungsi lahan yang marak terjadi mengakibatkan 700 ribu lahan hutan di Sumatera Selatan, kini dalam kondisi kritis. Kondisi ini pun menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk melakukan penghijauan kembali.
Kepala Dinas Kehutanan Sumsel, Panji Tjahjanto, mengatakan, dari total luasan hutan di Sumsel mencapai 3,46 juta hektare, 700 ribu hektare di antaranya kini dalam kondisi kritis. Hal itu diakibatkan maraknya kegiatan pembalakan liar, dan alih fungsi lahan.
“Kerusakan pada umumnya dikarenakan pembalakan liar oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab,” katanya, Kamis (12/3).
Panji bilang, upaya penghijauan atau reboisasi pun telah dilakukan sejak tahun 2019. dimana hingga kini sudah ada sekitar 20 ribu hektare lahan yang sudah ditanami kembali. Jenis tanaman yang dipilih pun berupa kayu dan buah. Untuk tahun ini, target penghijauan dapat dilakukan 6 ribu hektare lahan.
“Kita terus melakukan upaya pemulihan, salah satunya melalui penghijauan kembali di lokasi kritis, tentunya dilakukan secara bertahap,” katanya.
ADVERTISEMENT
Penghijauan kembali itu, kata Panji, merupakan hal yang penting karena keberadaan hutan sangat berpengaruh bagi kehidupan, tidak hanya bagi masyarakat yang ada di dalam kawasan tetapi juga di luar kawasan hutan. Termasuk juga sejumlah hewan yang dilindungi yang memiliki habitat di dalamnya.
“Upaya penegakan hukum dengan operasi dan sosialisasi terkait pentingnya keberadaan hutan terus dilakukan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Musi Sumsel, Siswo, menambahkan upaya rehabilitasi kawasan hutan yang kritis terus dilakukan sejak lima tahun terakhir. DAS Musi merupakan satu dari 15 DAS yang menjadi prioritas nasional karena pengaruhnya yang sangat luas yakni mencakup Bengkulu, Sumsel, dan Lampung.
“Kita juga mengajak masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan untuk bersama-sama menjaga dan turut melakukan rehabilitasi secara mandiri,” katanya. (jrs)