Urban ID - dir="ltr">Untuk melanjutkan pembangunan Masjid Raya Sriwijaya Pemprov Sumatera Selatan akan melakukan audit proyek megah tersebut.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan tujuan dilakukannya audit karena pihaknya ingin mencari tahu letak persoalan yang membuat pembangunan mangkrak hingga saat ini.
“Masjid Raya Sriwijaya ini merupakan impian masyarakat Sumsel, dan kenapa proses pembangunannya terhenti disinilah saya ingin mencari tahu, “ujarnya, Selasa (16/6).
Dirinya menginginkan sebelum melanjutkan pembangunan harus ada kejelasan dulu tentang penggunaan dana yang sudah dikeluarkan sebelumnya. Dimana total dana yang sudah digelontorkan Rp 130 Miliar.
“Kejelasan dana ini digunakan untuk apa saja dan sampai mana ini agar kita bisa memulainya nanti dari titik yang jelas. Karena kita tidak ingin kedepannya ada masalah,” ungkapnya.
Selain itu, masalah datang dari masyarakat yang mengklaim jika tanah tersebut miliknya sehingga membuat kendala secara administrasi.
Sebelumnya pembangunan Masjid yang akan menjadi Masjid terbesar di Asia merupakan tanah milik Pemprov Sumsel yang dihibahkan ke yayasan Masjid Raya Sriwijaya.
“Maka dikesempatan ini saya mohon kepada yang menggugat atau yang berkenaan dengan ini kita harus menyelesaikannya dengan baik, “jelasnya.
Herman Deru menjelaskan jika untuk lahan ini
sebelumnya seluas 15 hektar namun yang dibebaskan 9 hektar dan yang clear and clean hanya 2 hektar.
“Saya ingin bangunan ini tetap terus berjalan, sehingga dapat digunakan sambil terus berjalan pembangunannya. Karena kita tidak ingin bangunan ini seperti terbengkalai, “jelasnya.
Jika semua persoalan selesai pihaknya pun menargetkan di tahun 2021 dapat melanjutkan kembali pembangunan Masjid Raya Sriwijaya yang akan menjadi Masjid terbesar di Asia.
“Kita pasti akan lanjutkan proyek megah ini jika semua kendala selesai dan ditargetkan mulai kembali 2021, “ujarnya.