Urban ID - Bagi kalian yang ingin membuka usaha di bidang pertanian namun tidak memiliki lahan yang luas jangan khawatir karena kalian dapat menggunakan konsep urban farming dengan cara microgreens
Untuk diketahui sistem microgreens sudah tenar di luar negeri sejak lama. Namun untuk di Indonesia hingga saat ini belum terlalu populer. Padahal Tanah Air memiliki banyak ragam tanaman dan sayuran yang bermanfaat.
Dalam konsepnya, dapat menjadi solusi mengembangkan dan membudidayakan pertanian di lahan sempit yang produktif.
Untuk mencoba microgreens kalian hanya membutuhkan bibit, wadah kecil dengan dua media tanam. Salah satu pengusaha micro green di Palembang, Lidwina Ninik akan memberikan tips bagaimana cara urban farming dan
Dalam proses pembudidayaan, penanaman dapat dilakukan dalam rumah bahkan di dekat jendela yang tidak banyak terpapar matahari dengan tempat tanam bibit relatif kecil, dan tidak menggunakan pupuk kimia.
Adapun media yang dapat digunakan kalian, yakni cocopeat, perlite, vermikulit, rockwool atau campuran tanah dan bahan organik.
Untuk media tanam yang dipilih Ninik cocopeat atau sabut kelapa dan rockwool atau serat mineral ringan. Saat penanaman harus diperhatikan karena bakal mempengaruhi warna sayur menjadi agak pucat.
“Saat mulai menaman bibit, sebaiknya usai benih disemai, wadah penamanan ditutup kain dan tidak perlu dilakukan penyiraman lagi karena media tanam rockwool sudah lembab. Tapi kalau menanam di cocopeat sesekali disemprot air tidak masalah, yang penting rawat jangan sampai layu dan mati hingga siap panen,”ujar Ninik mantan dosen Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Selain itu, ada dua hal yang harus diperhatikan diantaranya
1. Matahari sayur yang ditanam jangan langsung terpapar dengan sinar matahari dan juga jangan kekurangan cahaya.
2. Tanaman sayur yang ditanam jangan sampai terkena air hujan langsung.
Jika sudah memasuki usia 7-21 hari sayuran dapat siap panen, kalian hanya menyiapkan gunting dengan memotong sayuran yang ditanam dengan meninggalkan bagian bawah tanaman.
“Dapat langsung konsumsi setelah panen tujuh hari. Karena saat masa bertumbuh, sayuran mengalami proses metabolisme dan daun yang tumbuh kaya minyak nabati dan protein,”ujarnya.
Ninik menjelaskan keunggulan menggunakan penanaman dengan metode ini memiliki gizi, mineral, betakaroten dan vitamin lebih tinggi dibandingkan sayuran dewasa karena sayur tersebut tidak mengandung pestisida.
“Hasil panen dapat jadi makanan sehat bagi tubuh. Contohnya, sayur belia bisa dikonsumsi sebagai salad sayur non bahan kimia, “jelasnya.
Berbagai macam bibit pembudidayaan lokal dari Jakarta, seperti Bayam dan Kubis Merah, Kailan, Bunga Matahari, Selada Merah, Kangkung dan Pakcoy menghiasi rumahnya di Jalan Musi 7 Blok S 9 Komplek Way Hitam Palembang.
“Jika bibit yang sudah semai dan siap panen dapat dijual per paket Rp80 ribu/kit, dan untuk media tanam rockwool dapat digunakan untuk 16 kali masa tanam denngan harga persatuan media serat mineral ringan ini dijual kisaran Rp15 ribu, “katanya.
Gimana kalian tertarik untuk mencoba urban farming yang sehat dan menguntungkan, selamat mencoba.