Urban ID - Ratusan warga Palembang yang tinggal di kawasan Jalan Gubernur H Bastari, Jakabaring, Palembang telah melakukan salat Idul Fitri 1440 Hijriah di halaman Masjid At-Tadzkir tak jauh dari OPI Mal sekitar pukul 08.00, Selasa (2/6).
Salah satu warga yang melakukan salat, Ahmad Rizal mengatakan dirinya mendapat kabar dari kerabat dini sekitar pukuk 04.00. “Mungkin ini tentang keyakinan saja, ketika hilal sudah ada maka shalat Ied bisa dikerjakan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Selatan, Ustad Mahmud Jamhur dilansir Sripoku.com, Salat Ied digelar lebih awal berdasarkan hasil ru’yatul hilal internasional yang dilakukan secara global.
Pelaksanaan Idul Fitri 1440 Hijriah ini bersama 44 negara di Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Barat, Afrika, Eropa dan Amerika. Pihaknya menyebutkan kabar hilal ini sudah ada sejak Senin dan kemudian diverifikasi untuk memastikan.
Akhirnya pada pukul 03.00 dini hari diputuskan untuk menggelar Salat Ied. Menurutnya, Hadits shahih mengenai perintah berlebaran setelah melihat hilal, juga menjadi dasar ratusan jamaah di Palembang menggelar salat ied hari ini.
“Nabi mengatakan, ‘puasalah kamu karena melihat bulan’. Siapa saja yang melihat dan mendengar informasi itu, maka hadits itu berlaku. Jadi tidak ada pembatasan negara, pembataan wilayah dan batas jarak. Karena hadits itu menyebutkan, tidak ada penentuan harus orang tertentu di wilayah tertentu,” jelas Ustaz Jamhur.
“Hadits lainnya menyebutkan, ‘dan berlebaranlah kamu kalau terlihat hilal’. (Hilal) dilihat dari mana saja, oleh siapa saja. Bunyi haditsnya begitu,” jelasnya lagi.
Masih kata Ustaz Jamhur, faktanya, secara geografis dan astronomis, jarak antarwilayah di bumi ini tidak sampai setengah hari, sehingga hilal tersebut dapat dilihat di beberapa negara. “Jarak kita di Indonesia dengan di Timur Tengah 4 jam, tidak sampai setengah hari. Afrika Barat Daya, Maroko, itu 6 jam jaraknya. Eropa 8 jam, Amerika 11 jam. Tidak sampai 12 jam,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Sumsel, M Alfadjri Zabidi mengatakan bahwa hal tersebut bukan masalah. Menurutnya kebebasan beragama boleh berbeda tapi jangan mengklaim itu benar,” ujar M Alfadjri Zabidi.
Menurutnya hal itu wajar, perbedaan diharapankan tidak memecahbelah persatuan umat Islam. (eno)