Urban ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan bakal melakukan siaga lebih awal untuk pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Diperkirakan musim Kemarau di Sumsel akan berlangsung pada April hingga Oktober tahun 2019.
Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah mengatakan pihaknya bersama TNI dan Porli akan melakukan siaga lebih awal pada Maret ini untuk melakukan pencegahan dini Karhutla di Sumsel.
“Kami semua jajaran terkait terus berkoordinasi melakukan pencegahan dini Karhutla karena dengan mencegah ini lebih penting daripada harus mengatasinya nanti,” kata Iriansyah usai Rapat Koordinasi Siaga Darurat Karhutla di Kantor BPBD Sumsel, Selasa (26/2).
Dari data yang diperoleh dari BMKG, musim Kemarau di Sumsel akan berlangsung dari April hingga Juli 2019 mendatang.
Untuk mengantisipasi Karhutla, lanjut Iriansyah, pihaknya rutin mengelar rapat konsolidasi dengan sektor-sektor terkait. Dari rapat tersebut nantinya akan segera diinformasikan kepada Gubernur Sumsel.
“Kita antisipasi awal Karhutla di Sembilan Kabupaten/Sumsel ini sudah di informasikan ke Gubernur Sumsel untuk segera menetapkan Satuan Tugas. Apalagi, kondisi di Riau juga sudah terjadi Karhutla,” ungkapnya.
Tidak hanya itu saja, pihaknya juga menekankan untuk melakukan patroli via udara untuk melihat titik-titik Hotspot Karhutla.
“Kita akan intensinkan untuk pencegahan Karhutla seperti patroli dini, patroli udara, pembasahaan lahan dan lain-lain hingga puncak kemarau Oktober nanti,” katanya.
Sementara itu, Koordinator BMKG Sumsel, Nugo mengatakan, bahwa mulai April tingkat hujan akan turun dan awal musi kemarau pada Mei minggu terakhir sampai bulan Juni pertengahan. Maka untuk siaga darurat Karhutla nya bisa sebelum Mei.
“Untuk antisipasi Karhutla memang di sarankan pembentukan posko-posko dan penetapan siaga darurat dilakukan segara sebelum masuk musim kemarau,” ujarnya
Menurutnya kondisi kemarau Sumsel masih normal. Sedangkan untuk puncak kemarau di bulan Agustus, September dan Oktober. Di puncak-puncak ini yang perlu diantisipasi karena bisa saja selama satu bulan tidak hujan.
“Kemarau tahun ini sama seperti tahun lalu. Mungkin yang perlu diwaspadai itu pada April nanti akan terjadi penurunan tingkat curah hujan hal ini yang dikhawatirkan akan digunakan masyarakat untuk membakar lahan,” pungkasnya. (ghw)