Urban ID - Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) merupakan monumen peninggalan sejarah masyarakat Sumbagsel yang meliputi wilayah Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung dalam mengusir penjajah Belanda di kota Palembang.
Kondisi gedung Monpera sendiri unik karena melambangkan HUT Kemerdekaan Indonesia yakni terdiri dari tinggi 17 meter, 8 lantai, dan 45 bidang di sisi bagian depan, samping, dan belakang.
Kepala Unit Pelayanan Terpatu Daerah (UPTD) Monpera, Agusti mengatakan, Monpera ini mulai digangun pada tahun 1975 hingga 1988. Desain Monpera ini sendiri didesain oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).
Museum Monpera ini berisi sekitar 300 koreksi barang peninggalan seperti lukisan, senjata, baju adat istiadat, payung, dan kumpulan uang dari zaman dulu hingga sekarang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Tidak hanya peninggalan bersejarah saja yang ada di museum Monpera, masyarakat juga ditawarkan pemandangan yang indah dengan latar belakang jemabatan Ampera, masjid agung, dan sungai musi di lantai 8 gedung.
“Untuk biaya masuk ke museum Monpera sangat terjangkau yakni kalangan pelajar Rp 1000, mahasiswa Rp 2000 dan masyarakat umum Rp 5000,” kata Agusti, Kamis (21/2).
Namun, saat ini Agusti menyoroti pengunjung yang datang ke museum Monpera karena terus mengalami penurunan tidak seperti dahulu. Biasanya dalam Satu hari pengunjung yang datang sekitar 30 hingga 40 orang. Namun, pernah juga pengunjung yang datang ke Monpera ini hanya Lima orang saja perharinya.
“Pernah juga pengunjung yang datang kesini hanya Lima orang saja karena saat ini masyarakat lebih banyak senang datang ke mall daripada ke museum. Disini ramainya hanya Weekend saja bisa 100 orang pengunjung yang datang,” ujarnya.
Untuk perawatan museum sudah Tiga tahun belakangan ini tidak ada anggaran dari pemerintah. Hanya saja perawatan museum Monpera ini masuk ke dalam anggaran Dinas Pariwisata Kota Palembang.
“Kalau ada perbaikan atau kita butuh apa disini ya kita laporkan kepada dinas Pariwisata karena saat ini Monpera masuk ke Dinas Pariwisata. Perawatan barang-barangnya tidak sulit hanya saja kendalanya kayu disini sering dimakan rayap saja,” pungkasnya. (Bwo)