Kinerja perbankan di Sumatera Selatan (Sumsel) per April 2019 nyatanya masih tertinggal secara rata-rata nasional. Secara data, gambaran kinerja perbankan di Sumsel year on year mengalami pertumbuhan, hanya saja laju pertumbuhan masih lambat.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional VIII Sumatera Bagian Selatan Panca Hadi Suryatno mengatakan, beban kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) yang menyentuh 3,63 persen berada di atas rata-rata nasional 2,65 persen harus dilakukan perbaikan meski masih di bawah 5 persen.
“OJK berharap agar perbankan masih dapat ekspansi kendati rasio kredit macet di atas Nasional. Artinya harus ada upaya perbaikan atau penagihan, seperti pada sektor perdagangan besar. Selain itu, perbankan juga harus ekspansi, sehingga target yang ditetapkan bisa dicapai,” katanya, Selasa (25/6).
Dari data yang dihimpun, pertumbuhan kredit dibanding periode yang sama tahun lalu tumbuh sebesar 4,21% dari Rp79,91 triliun menjadi Rp83,27 triliun, angka ini masih di bawah nasional yang tumbuh 9,94 persen. Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan sebesar 6,49% dari Rp77,77 triliun menjadi Rp82,81 triliun pencapaian ini pun di bawah 6,66%.
Kendati di bawah rata-rata nasional, penyaluran kredit perbankan di Sumatera Selatan mayoritas ke sektor produktif meski daerah tersebut sedang dihadapkan pelemahan ekonomi karena anjloknya harga komoditas perkebunan dan pertambangan.
Dari data yang dihimpun, sebanyak 30,29 persen mengalir ke sektor perdagangan besar dan eceran, kemudian disusul kontruksi 24,64 persen. Kredit konsumsi justru berada pada urutan ketiga yakni kredit kepemilikan rumah 12,62 persen, disusul pertanian dan perkebunan 10,81 persen.
Panca menyebut, pertumbuhan ekonomi di Sumsel karena setelah perhelatan Asian Games 2018, praktis tidak ada lagi faktor pemicu yang cukup signifikan. Pertumbuhan ekonomi Sumsel diketahui mengalami penurunan pada triwulan I 2019 jika dibandingkan triwulan IV 2018 yakni dari 6,04 persen menjadi 5,68 persen. “Secara umum, pertumbuhan ekonomi Sumsel sudah bagus selalu dikisaran 5-6 persen, hanya saja harus lebih digenjot lagi,” katanya. (eno)