Urban ID - Dengan melemahnya harga karet di pasaran menjadikan perhatian khusus Gubernur Sumsel, Herman Deru. Menurutnya untuk meningkatkan kembali harga karet di petani dengan cara membangun pabrik pengolahan karet di Sumsel.
Untuk itu, Diakuinya saat ini tengah mengajak para investor untuk membangun pabrik tersebut. Pabrik yang di tawarkan pun diantaranya saru tangan juga kondom dan lainnnya.
“Sarung tangan dulu, kondom dulu, atau produk perlengkapan dalam mobil itu,” ungkap Deru, Jumat (15/3).
Namun untuk membangun pabrik, perlu jaminan seperti lahan tidak terganggu, tenaga kerja yang tidak mudah demo dan lainnya. Sebab, keberadaan pabrik tersebut akan berdampak pada peningkatan harga karet petani.
Untuk dirinya mengharapkan untuk membangun pabrik pengolahan karet perlu dukungan semua pihak, “Ada rasa kepemilikan yang tinggi terhadap daerah dan kemajuan bersama,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan, saat ini luasan areal karet di Sumsel mencapai 1.319.738 hektar dengan produksi mencapai 1.053.272 ton karet kering. Namun, yang terekspor di Sumsel hanya 249 ribu ton dengan nilai Rp 3,9 triliun.
“Penyebabnya karena banyak karet ‘lari’ dari Sumsel dan diambil oleh tiga daerah yakni Jambi, Riau dan Medan,” ujarnya.
Dikatakannya, ‘larinya’ komoditas karet ini karena sistem lelang yang belum baik. Seperti contoh, sistem lelang yang dilakukan secara bergantian sehingga pengusaha di Jambi, Riau dan Medan mengambilnya secara bergantian.
“Seharusnya lelang dilakukan secara besar-besaran dalam satu hari, dengan harga yang sama sehingga para pembeli pun turun langsung untuk ikut lelang. Kalau tidak turun maka tidak akan mendapatkan karet,” terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya berencana menerapkan pelelangan terpadu di 177 Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di 14 kabupaten/kota di Sumsel.
“Kami ingin harga karet petani kita bisa meningkat dari saat ini,” pungkasnya. (Bowok)