Penggali Kubur Jenazah Pasien Corona di Palembang : Upah Rp 500 Ribu Tanpa APD

0

Urban ID - Pemerintah Kota Palembang telah menyiapkan lahan khusus untuk memakamkan jenazah dari pasien positif coronavirus disease (COVID-19), lokasinya berada di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gandus Hill. Meski begitu, kini penggali kubur yang bertugas di lokasi itu justru merasa khawatir.

Herman (54 tahun), Kepala Pos TPU Gandus Hill sekaligus penggali kubur di lokasi tersebut mengaku menguburkan jenazah pasien virus corona merupakan pengalaman pertama sejak mulai bertugas di lokasi itu tahun 2007.
“Saat ini petugas di TPU ada enam orang. Dua bertugas untuk pembersihan, sisanya penggali kubur termasuk saya,” katanya saat dihubungi, Sabtu (18/4).
Herman bilang, meski hanya bertugas menggali makam mereka juga berharap dapat difasilitasi alat pelindung diri (APD) sehingga lebih merasa aman saat bertugas. Hal itu juga untuk mengantisipasi jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada mereka.
“Lebih kepada beban pikiran saja, sebab tidak ada jaminan perlindungan kesehatan kita dalam bertugas, meskipun hanya menggali saja,” katanya.
Dia menjelaskan, untuk proses pemakaman sendiri dilakukan oleh tim dari gugus tugas dan mereka hanya memantau dari kejauhan. Akan tetapi setelah itu masalah perawatan dan penjagaan makan tetap kembali kepada mereka.
“Sampai sekarang cangkul yang digunakan untuk proses pemakaman itu masih di lokasi, kita tidak ada yang berani mengambilnya,” katanya.
Adapun area pemakaman khusus pasien corona ini jaraknya sekitar 300 meter dari tempat pemakaman bagi masyarakat umum lainnya. Tapi masih dalam satu area yang sama.
Kemudian terkait upah, Herman mengaku mereka hanya menerima Rp 500 ribu. Jumlah itu dibagi rata tergantung berapa orang yang ikut menggali makam dan nilainya sama dengan yang diterima untuk menggali makam pada umumnya.
“Kalau bisa ya dibantu agar ditingkatkan upahnya, ini kan risikonya berbeda,” katanya.
Menurut Herman, sejak jenazah pasien corona dimakamkan di TPU Gandus Hill ini, tanggapan keluarga dan tetangga kepada mereka juga mulai berbeda. Meskipun masih dalam tahap wajar.
“Pasti orang jadi khawatir takut-takut kalau kami ini nantinya kena (tertular) juga. Mereka kira kami ikut juga dalam proses pemakaman secara langsung,” katanya.
Oleh karena itu, Herman juga berharap agar mereka mendapatkan jaminan dari dinas maupun pihak terkait mengenai tugas mereka khususnya selama wabah corona ini masih berlangsung. Baik dari jaminan pengobatan jika ada petugas yang sakit maupun terkait anggaran untuk pemakaman.
“Dengan begitu kan, kita juga bisa lebih tenang kalau sakit ada jaminan untuk berobat ke mana sehingga tidak bingung memikirkan biaya,” katanya. (jrs)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here