Produksi sampah di Kota palembang mengalami penurunan sebanyak 50 ton perharinya. Tercatat penurunan ini sejak pandemi COVID-19 melanda di 2020 hingga sekarang.
Kepala UPTD Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan, Zaidan Jauhari mengatakan kejadian ini terjadi karena adanya pembatasan operasional tempat keramaian seperti cafe, restoran dan lain yang berdampak baik pada produksi sampah.
“Karena banyak kampus tutup, kos-kosan kosong, mall dibatasi, hotel sepi dan cafe dibatasi jam operasionalnya, ” kata dia.
Dirinya mengaku hampir setiap tahun biasanya terjadi peningkatan produksi sampah yakni sebesar 40 ton perhari. Namun, sejak Covid-19, produksi sampah justru berkurang sebanyak 50 ton perharinya.
“Biasanya produksi sampah perharinya yakni sebanyak 800 hingga 900 ton. Namun, memang jumlah tersebut dalam kondisi kering. Jika dalam kondisi basah tentunya akan semakin berat dikarenakan lembab, ” jelas dia.
Zaidan menjelaskan luasan lahan TPA Sukawinatan ini adalah 25 hektar. Ditambah lagi, saat ini sampah yang datang ditumpuk bukan dibuat datar sehingga lebih banyak sistem penampungannya.
“Hanya saja, yang menjadi permasalahan yaitu alat untuk mengangkut sampah, “jelasnya.
Saat ini, alat yang dimiliki yaitu 120 kendaraan dinas. Sedangkan, alat berat yang dimiliki yaitu hanya 11 unit yang terdiri dari enam ekskavator dan satu ekskavator pinjaman, serta tiga bulldozer. Selain itu yang menjadi kendala, saat ini sudah banyak permukiman warga yang berada disekitar TPA.
“Jadi untuk menentukkan apakah layak atau tidaknya kedepan TPA ini, maka harus menghitung dan mengkaju mulai dari dampak lingkungan dan lain sebagainya,” tutupnya.