Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) turun 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Penurunan bunga acuan ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga dana bank dan suku bunga kredit yakni dalam beberapa bulan ke depan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengikuti turunnya bunga acuan yakni dengan menurunkan bunga kredit pada segmen kredit mikro, ritel dan konsumer hingga 50 bps atau 0,5%.
Direktur Utama BRI Suprajarto menjelaskan, penyesuaian suku bunga ini dilakukan agar pertumbuhan kredit bisa lebih tinggi. “Selain dengan Digitalisasi proses kredit untuk mempercepat proses pelayanan kredit, BRI juga melakukan penyesuaian suku bunga. Sehingga dengan proses kredit yang cepat dan suku bunga yang murah tentunya dapat memberikan ruang pertumbuhan kredit yang lebih tinggi,” kata Supra, Jumat (9/8/2019).
Dia mengungkapkan, penurunan bunga ini juga diiringi dengan proses digitalisasi kredit sejak 2018 dengan aplikasi BRISPOT.n Terobosan digital Bank BRI ini dinilai ampuh mengakselerasi proses pengajuan kredit mikro menjadi lebih cepat, efisien, paperless dan digital base.
Disisi lain, penyesuaian suku bunga kredit BRI tersebut sejalan dengan meningkatnya efisiensi operasional dan penurunan suku bunga simpanan yang telah dilakukan karena penurunan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps pada RDG Bank Indonesia Juli kemarin. “Dengan momentum seperti ini kami berharap dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi sektor rill khususnya untuk segmen mikro dan ritel,” jelas dia.
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menjelaskan dengan turunnya suku bunga acuan, maka akan diikuti oleh penurunan bunga deposito perbankan lalu bunga kredit.Halim mengatakan memang untuk bunga kredit yang sudah kompetitif seperti konsumer sejumlah bank pasti akan mempertahankan. Dia mengungkapkan untuk kredit segmen properti yang cepat menyesuaikan dengan bunga acuan adalah kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA).