Urban ID - Pengamat gaya hidup generasi muda sekaligus dosen London School of Public Relations, Taufan Teguh Akbari, menawarkan beberapa tips untuk membantu generasi milenial mempunyai rumah.
- Tentukan lokasi kantor untuk kerja dan pengembangan karier. Artinya, dari sini bisa diketahui seberapa banyak porsi waktu yang akan dihabiskan dalam kehidupan sehari-hari.
- Pertimbangkan jenis hunian yang diminati. Ada dua pilihan, yaitu rumah tapak dan hunian vertikal yang berupa rumah susun dan apartemen. Pikirkan secara matang sesuai selera, kesukaan, kebutuhan, dan karakter pribadi milenial yang akan menempati hunian tersebut.
- Faktor kondisi fisik bangunan, baik eksterior maupun interior, juga perlu menjadi pertimbangan untuk menentukan tipe hunian yang akan dipilih.
- Mengenai metode pembayaran. Sebelum menentukan cara membayar, baik tunai maupun kredit, cari tahu informasi sebanyak-banyaknya tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika membayar secara tunai, tentunya harus mempunyai uang dalam jumlah besar sesuai harga hunian yang dibeli. Tidak banyak orang yang mempunyai kemampuan seperti itu. Taufan menyarankan milenial, membayar secara kredit melalui bank. Namun, buatlah penelitian sendiri secara mendalam tentang poin-poin penting yang harus diperhatikan. Jangan sampai karena tergiur dengan promosi pemasaran sehingga menyesal dan kecewa kemudian hari. “Pilih skema bank yang tidak merugikan. Betul-betul riset mendalam KPR yang ditawarkan. Jadi harus punya kemampuan membaca klausul yang ditawarkan,” cetus Taufan.
5. Sisihkan 30 sampai 40 persen dari total penghasilan setiap bulan untuk menabung dan membeli rumah. Rinciannya bisa diatur sendiri, misalnya 15 persen untuk tabungan dan 25 persen untuk rumah. Dengan begitu, tabungan bulanan tetap ada, cicilan untuk membeli rumah pun bisa terus berjalan, dan kebutuhan sehari-hari bisa tetap dipenuhi. (ghw)