Urban ID - Masih belum banyaknya agen laku pandai di kawasan pedesaan dinilai karena masih belum masifnya informasi mengenai sistem perbankan, terutama kepada pihak pertokoan atau warung yang dikelola masyarakat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menambah saya gedor mitra laku pandai adalah dengan cara sosialisasi dari pintu ke pintu memberikan jasa layanan keuangan sehingga masyarakat di pedesaan akan merasa lebih terlayani.
Salah satu potensi yang cukup menjanjikan adalah dengan menempatkan Kepala Desa sebagai agen laku pandai. Demikian dikatakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank Sumsel Babel (BSB) melalui Direktur Pemasaran, Antonius Prabowo Argo.
Antonius mengklaim, Kepala Desa menjadi salah satu sasaran potensial untuk menjalankan bisnis laku pandai, terutama dalam menggaet lebih banyak mitra melalui pertokoan atau warung-warung.
“Warung yang dikelola masyarakat saat ini butuh sosialisasi yang masif, terutama tentang laku pandai ini, kami rasa Kepala Desa sangat potensial untuk melakukan edukasi kepada masyarakat,” katanya, Rabu (27/2).
Dia mengatakan, BSB menargetkan tahun ini akan menambah sebanyak 168 agen laku pandai di kawasan pedesaan di Sumsel dari sebelumnya 541 agen.
Saat ini tercatat baru memberikan kontribusi sebesar 1 persen untuk pendapatan BSB.
“Seharusnya setiap desa minimalnya memiliki satu agen laku pandai,” katanya.
Tambahan agen laku pandai untuk mengoptimalkan potensi keuangan dari desa. Untuk daerah yang menjadi sasaran penambahan agen ini meliputi daerah dengan nasabah terbanyak seperti Banyuasin, Muba, Ogan Komering Ilir dan OKU Timur.
“Semua daerah potensial namun di awal prioritasnya untuk yang memiliki potensi pertumbuhan transaksi yang lebih besar,” kata Antonius.
Selain itu, dengan laku pandai pihaknua dapag membantu pemerintah desa dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BumDesa).
Apalagi kedepan semua perangkat desa gajinya akan di gunakan sistem nontunai atau transfer rekening. Sehingga perangkat desa mulai dari RT bisa mengambil gajinya di agen laku pandai.
Selain menyiapkan agen laku pandai BSB juga turut memberikan pendampingan bagi pemeritah desa dalam mengelola keuangan desa.
Di BSB, ada sekitar Rp2 trikiun dana desa yang masuk dan ini dikucurkan untuk 2.853 desa yang ada di Sumsel. Jika tidak ada pendampingan pengelolaannya dikhawatirkan berpotensi terhadap penyelewengan atau salah dalam penggunaannya. (enno)