Serikat Kerja Pertamina Bantah Tudingan Jokowi Soal Avtur

0
Serikat Pekerja Pertamina menyatakan sikap kekecewaan kepada Jokowi , di HSE Pertamina Sungai Gerong , Sumatera Selatan (foto : Urban Id)

Urban ID - v dir="auto">

Perwakilan Serikat Pekerja Pertamina (SPP) mengungkapkan bantahan keras tudingan harga avtur yang mahal, dimonopoli hingga menyebabkan harga tiket pesawat naik oleh pemerintah. Hal ini dinilai menciderai Pertamina sebagai milik rakyat, bukan milik penguasa.
Ketua Serikat Pekerja Pertamina (SPP) Refinery Unit (RU) Plaju Muhammad Yunus mengatakan Pertamina saat ini telah memberikan harga yang kompetitif berdasarkan perhitungan biaya pasokan, dollar dan komponen biaya lainnya.
“Perhitungan harga sudah cukup kompetitif bukan terlalu mahal seperti yang disebutkan, apalagi sampai dibilang Pertamina melakukan monopoli penjualan avtur, itu tidak benar,” kata Yunus di HSE Pertamina Sungai Gerong, Sumatera Selatan, Jumat (15/2).
Dia mengatakan, formula perhitungan harga jual avtur tidak hanya tentang naik turunnya dollar namun juga komponen lain seperti biaya pasokan ke kawasan bandar udara yang harganya bervariasi tiap wilayah.
“Harga tiket pesawat naik bahkan di Desember sedang mahal-mahalnya, sementara harga avtur turun sejak Oktober 2018, bahkan berada diharga terendah di Desember, jadi kalau avtur dibilang komponen besar kenaikan harga tiket pesawat harus dikoreksi,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Serikat Pekerja Pertamina Jakarta M Syafirin menambahkan, soal penjualan dan penyediaan avtur di bandara sebenarnya audah terbuka dan itu tertuang dalam aturan yang sudah ada. “Jadi ini bukan dimonopoli, Pertamina siap bersaing secara sehat dan sesuai aturan-aturan dan regulasi yang ada,” katanya.
Pihaknya berharap kepala negara seharusnya tidak membandingkan dengan harga di Singapura, sebab infrastruktur dan kilang ada di sana berbeda dengan yang ada di Indonesia.
“Justru dibanding negara terdekat lainya Pertamina masih rendah, sehingga sangat disayangkan jika hal ini menyebabkan harga tiket pesawat naik, kami sangat keberatan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Penasehat Serikat Pekerja Pertamina RU III Sumbagsel Solihin mengatakan, avtur ini bukan produk subsidi, harganya fluktuatif, jika ingin sangat murah harusnya regulasinya disubsidi.
“Sebagai pekerja kami cukup kecewa, apalagi Pertamina ini Badan Usaha Milik Negara, 100 persen saham dikuasi negara. Jadi kami merasa keberatan dituding memonopoli avtur dan dikambing hitamkan penyebab harga tiket pesawat melambung tinggi,” kata dia. (enno)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here