Urban ID - v>Kenapa Ikan Betutu sangat terkenal disebut dengan sebutan si pemalas? Ya, seperti dicerminkan oleh namanya, kehidupan si ikan tersebut memang begitu malas alias malas bergerak atau berpindah-pindah tempat.
Si Malas yang Berharga Mahal di Luar Negeri
Bagaimana tidak disebut pemalas, karena setelah ikan dengan nama latin oxyeleotris marmorata melahap makanannya, ikan yang memiliki tubuh kecil sampai sedang dengan kepala yang besar ini akan diam hingga berjam-jam tanpa bergerak.
Ikan Betutu juga sebagai ikan pancing maupun ikan konsumsi, ikan ini juga akan bergerak hanya untuk mencari makan dan itupun hanya mengejar mangsa yang lewat didepannya. Ikan ini pun cenderung diam saja di dasar perairan, sekalipun diusik. Hanya di malam hari betutu agak aktif.
Memiliki merah bata pudar, kecoklatan atau kehitaman, dengan pola-pola gelap simetris di tubuhnya. Tanpa bercak ocellus atau bulat di pangkal ekornya, daging ikan ini ternyata enak dan lembut. Meski sifat ikan yang suka memburu udang, ikan-ikan kecil da siput air tersebut pemalas, betutu ini kini dilirik hingga luar negeri. Diantaranya ke Singapura, Malaysia dan lainnya.
Mendengar nama Ikan Beturu, Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu (SKIPM) dan Keamanan Palembang, Sugeng Prayogo langsung menyebut memang benar-benar malas sifatnya.
“Jangan salah diluar negeri ikan ini bisa berharga sangat mahal. Ikan betutu bisa mencapai harga lebih dari Rp100 ribu per kilogram-nya,” kata Sugeng, Kamis (7/2/2019).
Selain berharga mahal, ikan ini juga dipercaya mengadung beberapa khasiat yang baik bagi kesehatan, seperti merawat kecantikan, menambah vitalitas dan penyembuh bekas luka karena kandungan albumin yang tinggi.
“Ikan ini sekarang menjadi buruan untuk di ekspor keluar negeri,” kata dia.
Sugeng juga mengatakan, ekspor Ikan Betutu pun terus mengalami peningkatan. Mayoritas Ikan Betutu yang di ekspor keluar negeri merupakan hasil tangkapan dari perairan umum di Provinsi Sumatera Selatan.
Peningkatan ekspor ikan ini sangat menggembirakan, lanjutnya, karena secara langsung akan berdampak pada peningkatan pendapatan pelaku usaha perikanan mulai dari pencari, pengumpul dan eksportir.
Namun, masih kata dia, hasil tangkapan sifatnya sangat terbatas. Untuk itu, kedepan diharapkan masyarakat mulai menggalakan budidaya ikan tersebut, sehingga terjaga kelestariannya.
“Meskipun dalam budidaya, Ikan Betutu ini memang memakan waktu yang cukup lama, akan tetapi semua akan terbayar saat panen dengan harga yang sangat mahal per kilogram-nya,” katanya. (rinor)